Senin, 26 Desember 2011

AGAMA DAN MASYARAKAT


Bhinneka Tunggal Ika: Agama dan Masyarakat
Sebagai negara majemuk, Indonesia dituntut untuk maju secara konsisten dalam mengembangkan bangsanya. Meskipun demikian, kemajemukan yang seyogianya berfungsi sebagai landasan kekayaan dan pengembangan bangsa dan, kerap menjadi batu sandungan dengan banyaknya konflik. Konflik antarsuku hingga konflik agama dan masyarakat.
Sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim yang menjadi mayoritasnya, Indonesia diharapkan menjadi contoh bagi bangsa lain dalam hal kerukunan antarumat beragama. Dengan masuknya agama dan kepercayaan Kong Hu Chu sebagai agama yang telah disahkan oleh negara, keimanan antar umat semakin diuji.
Hal ini dibuktikan dengan dituntutnya warga masyarakat Indonesia untuk saling toleransi antarumat beragama. Baik toleransi tentang keagamaannya hingga perayaan hari raya keagamaan. Masyarakat Indonesia yang masih menyimpan mental kedaerahan, dikhawatirkan membangun mental tersebut dalam kehidupan keberagamaan.
Dengan demikian, bukan tidak mungkin, akan memicu terjadi konflik antarumat beragama dengan saling mencemooh dan menjelek-jelekkan agama lain serta menganggap agamanyalah yang paling benar, seperti yang sempat terjadi beberapa tahun silam hingga terjadi pertumpahan darah.
Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki arti ‘berbeda-beda tetapi tetap satu jua’ merupakan semboyan yang luhur. Semboyan ini pula yang diucapkan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama dalam pidatonya di Universitas Indonesia beberapa waktu silam. Ia pun mengamini bahwa semboyan tersebut memiliki makna yang dalam serta memiliki tujuan yang luhur, yaitu mempersatukan kemajemukan bangsa.
Tidak sekadar semboyan belaka, Bhinneka Tunggal Ika sebaiknya menjadi semangat pemersatu bangsa karena keberagaman tiada artinya jika tidak memiliki satu tekad dan tujuan yang sama.
Maka dari itu, semangat keberagaman yang satu inilah yang patut ditanam dan ditumbuhkembangkan secara berkesinambungan dan bersama-sama agar dapat meredam, bahkan menghilangkan konflik keberagamaan yang seringkali terjadi di Indonesia.
Untuk menghindari hal tersebut, masyarakat Indonesia sebaiknya mendalami kembali pemaknaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan yang telah disadari oleh para leluhur bangsa beratus-ratus tahun silam.
Semboyan yang mampu mempersatukan keberagaman agama dan masyarakat dari Sabang hingga Merauke agar bangsa ini tidak lagi berjalan pincang dengan selalu berkonflik di dalam negerinya sendiri sehingga tidak mampu bersaing ke pentas internasional.
Mari kita bersama-sama eratkan genggaman tangan. Satukan visi, misi, dan hati. Mengenyahkan segala perbedaan yang ada agar kita semakin tangguh dan menjadi barometer dunia internasional. Tidak lagi menjadi bangsa tingkat ketiga.

2 komentar:

  1. gue setuju bahwa agama sebagai sebuah pendidikan pengatur dan penyeimbang dalam kegiatan masyarakat tampa adanya agama pasti kehidupan bermasyarakat sangat berantakan karena setiap agama mengajarkan saling tenggang rasa pada agama lain..

    BalasHapus
  2. bener banget, di negara kita mesti di terap kan banget pengajaran agama. tanpa agama kita tidak mempunyai pondasi untuk keimanan kita :)

    BalasHapus