AGAMA DAN MASYARAKAT
Bhinneka Tunggal Ika: Agama dan Masyarakat
Sebagai negara majemuk, Indonesia dituntut untuk maju secara
konsisten dalam mengembangkan bangsanya. Meskipun demikian, kemajemukan
yang seyogianya berfungsi sebagai landasan kekayaan dan pengembangan
bangsa dan, kerap menjadi batu sandungan dengan banyaknya konflik.
Konflik antarsuku hingga konflik agama dan masyarakat.
Sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim yang menjadi
mayoritasnya, Indonesia diharapkan menjadi contoh bagi bangsa lain
dalam hal kerukunan antarumat beragama. Dengan masuknya agama dan
kepercayaan Kong Hu Chu sebagai agama yang telah disahkan oleh negara,
keimanan antar umat semakin diuji.
Hal ini dibuktikan dengan dituntutnya warga masyarakat Indonesia untuk
saling toleransi antarumat beragama. Baik toleransi tentang
keagamaannya hingga perayaan hari raya keagamaan. Masyarakat Indonesia
yang masih menyimpan mental kedaerahan, dikhawatirkan membangun mental
tersebut dalam kehidupan keberagamaan.
Dengan demikian, bukan tidak mungkin, akan memicu terjadi konflik
antarumat beragama dengan saling mencemooh dan menjelek-jelekkan agama
lain serta menganggap agamanyalah yang paling benar, seperti yang
sempat terjadi beberapa tahun silam hingga terjadi pertumpahan darah.
Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki arti ‘berbeda-beda tetapi tetap
satu jua’ merupakan semboyan yang luhur. Semboyan ini pula yang
diucapkan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama dalam pidatonya di
Universitas Indonesia beberapa waktu silam. Ia pun mengamini bahwa
semboyan tersebut memiliki makna yang dalam serta memiliki tujuan yang
luhur, yaitu mempersatukan kemajemukan bangsa.
Tidak sekadar semboyan belaka, Bhinneka Tunggal Ika sebaiknya menjadi
semangat pemersatu bangsa karena keberagaman tiada artinya jika tidak
memiliki satu tekad dan tujuan yang sama.
Maka dari itu, semangat keberagaman yang satu inilah yang patut ditanam
dan ditumbuhkembangkan secara berkesinambungan dan bersama-sama agar
dapat meredam, bahkan menghilangkan konflik keberagamaan yang
seringkali terjadi di Indonesia.
Untuk menghindari hal tersebut, masyarakat Indonesia sebaiknya
mendalami kembali pemaknaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan
yang telah disadari oleh para leluhur bangsa beratus-ratus tahun silam.
Semboyan yang mampu mempersatukan keberagaman agama dan masyarakat dari
Sabang hingga Merauke agar bangsa ini tidak lagi berjalan pincang
dengan selalu berkonflik di dalam negerinya sendiri sehingga tidak
mampu bersaing ke pentas internasional.
Mari kita bersama-sama eratkan genggaman tangan. Satukan visi, misi,
dan hati. Mengenyahkan segala perbedaan yang ada agar kita semakin
tangguh dan menjadi barometer dunia internasional. Tidak lagi menjadi
bangsa tingkat ketiga.
gue setuju bahwa agama sebagai sebuah pendidikan pengatur dan penyeimbang dalam kegiatan masyarakat tampa adanya agama pasti kehidupan bermasyarakat sangat berantakan karena setiap agama mengajarkan saling tenggang rasa pada agama lain..
BalasHapusbener banget, di negara kita mesti di terap kan banget pengajaran agama. tanpa agama kita tidak mempunyai pondasi untuk keimanan kita :)
BalasHapus