ILMU PENGETAHUAN TEKHNOLOGI DAN KEMISKINAN
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal
impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan
manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul
“the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi
teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan
tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh
hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan
mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam
setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah
berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang
distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
- Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
- Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan
dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu
mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
- Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
- Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
- Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
- otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
STUDI KASUS:
Bakosurtanal: Indonesia Punya Teknologi Geospasial Canggih
Metrotvnews.com, Jakarta: Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional (Bakosurtanal), Asep Karsidi menyatakan warga dan pemerintah
Indonesia jangan sekedar menjadi pasar bagi teknologi Geospasial dari
luar negeri. Menurutnya, Indonesia juga memiliki teknologi geospasial
yang tak kalah canggih dari negara-negara maju.
Hal ini dikatakannya saat membuka acara Konferensi Asia
Geospatial Forum (AGF) tahunan ke-10, di Jakarta, Senin (17/10).
Konferensi tersebut merupakan pameran teknologi dan aplikasi geospasial
negara-negara Asia.
"Forum ini merupakan wahana bagi masyarakat geoinformatika
global untuk saling mengenal dan memperlihatkan perkembangan teknologi
geospasial," kata Asep saat membuka acara tersebut.
Oleh karena itu, Asep mengharapkan dengan adanya acara ini
bangsa Indonesia sadar dan terus mengembangkan teknologi geospasial
buatan dalam negeri. Indonesia juga diharapkan untuk tidak malu untuk
unjuk gigi di hadapan para peserta dari luar negeri.
Terlebih, para peserta pameran merupakan pengembang solusi
geospasial dari berbagai negara seperti AS, Eropa, India, Jepang, China
dan lain-lain yang tergabung dalam Geospatial Media and Communications.
Menurut Asep teknologi geospasial dalam negeri pun terus
dikembangkan . Misalnya, untuk saat ini, Bakosurtanal sudah meluncurkan
"Geospasial untuk Negeri" yang ditandai dengan dirilisnya Geoportal
Nasional yang diberi nama Ina-Geoportal.
Teknologi ini memuat informasi geospasial standar yang
ditampilkan ke dalam suatu aplikasi berbasis web.Selain itu,
Bakosurtanal juga meluncurkan Atlas Nasional Indonesia volume III untuk
melengkapi atlas nasional volume I dan II.
Pasalnya, teknologi Atlas Nasional Indonesia volume I mampu
menyajikan informasi terkait karakter fisik dan kondisi alam wilayah
Indonesia seperti iklim, geologi, geomorfologi, penutupan lahan,
pegunungan, rawan bencana hingga kawasan konservasi.
Sedangkan Atlat Nasional Indonesia volume II menyajikan
potensi sumber daya alam seperti sumberdaya mineral, air, flora fauna,
sebaran ikan, transportasi dan pariwisata.
Sementara Atlas Nasional Indonesia volume III menyajikan
informasi dengan aspek waktu terkait wilayah, penduduk, sejarah dan
budaya yang disusun sistematis menurut periode.
Selain pameran teknologi, AGF juga diikuti para ahli di
bidang perkotaan, bencana, lahan, pemerintahan, utilitas, infrastruktur
dan lainnya yang ingin mencari solusi geospasial dalam pengambilan
keputusan.
saya tertarik dengan tulisan anda saya setuju dengan pendapat bahwa ilmu mempengaruhi taraf hidup seseorang ini di sudah bayak fakta yang terjadi di sekitar kita bahwa orang yang punya ilmu pendikikan tinggi akan menjadi sukses sedangkan orang yang tidak berkesempatan mendapatkan pendidikan berada di bawah kemiskinan ,,
BalasHapus